Jakarta – Harga emas dunia kembali menunjukkan kekuatannya di awal pekan. Logam mulia ini berhasil menembus level USD 3.450 per troy ons pada DELAPANTOTO perdagangan Senin (1/9/2025). Penguatan ini terjadi meskipun pasar AS relatif sepi karena libur Hari Buruh.
Sentimen bullish emas diperkuat oleh melemahnya Dolar AS, yang dipicu oleh ketidakpastian seputar independensi Federal Reserve (The Fed) dan ketegangan perang dagang yang masih berlanjut. Kondisi ini membuat emas semakin menarik sebagai aset safe haven.
Analis dari Dupoin Futures Indonesia Andy Nugraha menjelaskan, pergerakan emas saat ini masih berada dalam tren positif. Kombinasi pola candlestick dan pergerakan Moving Average menunjukkan penguatan yang konsisten.
“Jika tekanan bullish tetap berlanjut, harga emas berpotensi menanjak hingga USD 3.525. Namun, jika harga gagal mempertahankan momentum, koreksi teknikal bisa menyeret emas kembali ke area support di USD 3.440,” kata dia dalam keterangan, Selasa (2/9/2025).
Secara teknikal, level USD 3.500 menjadi resistance psikologis yang sangat penting. Jika level ini berhasil ditembus dengan volume perdagangan yang besar, emas memiliki peluang besar untuk menembus rekor harga tertinggi baru.
Sebaliknya, jika gagal, emas berisiko mengalami aksi ambil untung dalam jangka pendek. Saat ini, emas diperdagangkan di sekitar USD 3.495, mendekati rekor tertinggi sepanjang masa.
Katalis Utama: Ekonomi dan Politik
Ilustrasi Harga Emas Hari Ini di Dunia. Foto: DAVID GRAY | AFP
Secara fundamental, pasar kini menunggu rilis data Nonfarm Payrolls (NFP) pada akhir pekan. Data ini dipandang sebagai katalis utama yang akan menentukan arah pergerakan emas selanjutnya.
Selain itu, faktor ekonomi lain yang memengaruhi harga emas adalah inflasi yang masih tinggi. Meskipun data inflasi Personal Consumption Expenditures (PCE) Inti bulan Juli naik 2,9% year-on-year (YoY) sesuai ekspektasi, angka ini menunjukkan bahwa proses disinflasi belum berjalan mulus. Di sisi lain, pelemahan di pasar tenaga kerja yang disinggung langsung oleh Ketua The Fed, Jerome Powell, dalam pidatonya di Jackson Hole, memicu ekspektasi bahwa The Fed akan melonggarkan kebijakan moneternya.
Harapan ini semakin diperkuat oleh data dari alat probabilitas Prime Market Terminal, yang menunjukkan probabilitas The Fed memangkas suku bunga pada pertemuan September berada di kisaran 85%.
Isu Politik
Ilustrasi harga emas dunia hari ini (Foto By AI)
Selain faktor ekonomi, isu politik juga menambah dorongan bagi emas. Upaya Presiden AS Donald Trump untuk memecat Gubernur The Fed, Lisa Cook, menimbulkan kekhawatiran tentang independensi bank sentral.
Kondisi ini, ditambah dengan keputusan Pengadilan Banding AS yang menyatakan sebagian besar tarif perdagangan ilegal, semakin meningkatkan ketidakpastian ekonomi global dan memperkuat daya tarik emas sebagai instrumen lindung nilai.
Dukungan untuk penguatan emas juga datang dari komentar beberapa pejabat The Fed. Presiden The Fed San Francisco, Mary Daly, menekankan pentingnya “kalibrasi ulang kebijakan agar lebih sesuai dengan kondisi ekonomi.”
Senada dengan Daly, Gubernur The Fed lainnya seperti Waller dan Bowman juga telah menyuarakan nada dovish (cenderung melonggarkan kebijakan moneter).
Prediksi Hari Ini
Dengan dukungan teknikal yang kuat dan sentimen fundamental yang mengarah pada pelonggaran kebijakan moneter, emas berpotensi untuk melanjutkan tren penguatannya.
Namun, investor dan trader perlu tetap waspada terhadap potensi konsolidasi harga jika level USD 3.500 gagal ditembus.
Data NFP yang akan datang menjadi ujian penting bagi emas, yang akan menentukan apakah reli menuju rekor baru dapat terwujud.
Sumber : Bisnispasti.id